Redaksi, Cakrawala Sulwesi-
Pencanangan Sulawesi Tengah Negeri Seribu Megalit diharapkan bukan hanya sebatas acqara seremoni semata, namun juga dapat memberi dampak positif kepada masyarakat, serta mempercepat program pembangunan yang menjadi visi Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah 2020-2024.
Dalam sebuah acara dialog publik yang diselenggarakan Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik Provinsi Sulawesi Tengah di salah satu warung kopi di Palu, Jum’at minggu pertama Oktober kemarin, Gubernur Sulteng H. Rusdy Mastura menegaskan bahwa fokus utama yang dilakukan pemeritnah daerah adalah perbaikan infrakstrutur menuju lokasi.
"Saya sudah melakukan koordinasi dengan para bupati-bupati untuk melakukan perbaikan infrastruktur jalan menuju lokasi megalit."ujar Gubernur seperti dirilis Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik Provinsi Sulawesi Tengah selaku humas pemprov.
Walaupun berfokus pada objek wisata dan budaya, Pencanangan Sulteng Seribu Megalit seharusnya dapat memberikan dampak yang lebih luas salah satunya dampak ekonomi bagi masyarakat di sekitar lokasi maupun pengembangan ilmu pengatahuan yang tidak bersifat tekstual semata, namun benar-benar memberikan sumbangan bagi peradaban.
Keberadaan Megalit yang diperkirakan telah berusia 3000-5000 tahun sebelum masehi seharusnya merupakan aset yang tidak hanya harus dijaga tetapi mendapat perhatian dari masyarakat dunia dalam berkontribusi bagi pelestarian dan keberlangsungan situs, dan bukan sekadar kebutuhan plesir semata.
"Saya, yakin dan percaya bahwa Sulawesi Tengah ini memiliki peradaban tertua di Indonesia yang diperkirakan berusia 3000 sampai 5000 sebelum masehi. Dan kemarin, Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin telah meresmikan soft launching Sulawesi Tengah Negeri Seribu Megalit." ucap Gubernur.
Gubernur berharap, pencanangan Sulawesi Tengah sebagai Negeri Seribu Megalit dapat memberikan efek terhadap peningkatan viskal daerah melalui sektor pariwisata, sosial budaya dan ekonomi.
Genap Berusia 131 Tahun
Arkeolog Sulawesi Tengah, Iksam mengatakan tahun 2023, genap 131 tahun berita keberadaan Megalit di Sulawesi Tengah diumumkan seluruh dunia. Pada tahun 1892 Albert Cristian Cruyt menulis temuan megalitik yang ada dilembah palu, kulawi dan lore. Kemudian, peneliti dari Indonesia juga melakukan penelitian pada tahun 1976 dan menuliskan dalam sebuah buku pada tahun 1980.
"Yang mengatakan kita tua itu, bukan dari penelitian arkeologi, tetapi dari ahli-ahli pertanian, di tahun 2006 para peneliti dari Storma yang meneliti di wilayah Lore tengah dengan mengambil sampel di situs pokekea, didapatlah serbuk sari padi purba yang berumur delapan ribu tahun yang lalu."kata Iksam dalam paparannya.
Iksam juga mengungkapkan, pada 1 Agustus 2023, pemerintah daerah Sulawesi Tengah bersama sebelas Pemda se-Indonesia diundang untuk mempresentasikan potensi budaya ke warisan dunia, dan dari sebelas provinsi yang diundang, 7 provinsi yang ditolak oleh UNESCO, ada 4 provinsi yang diterima yakni, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur imur, Maluku dan Sulawesi Tengah.
"Kita bersyukur, bisa masuk dalam empat provinsi untuk mempresentasikan Megalitik Lore Lindu menjadi warisan dunia."ungkap Iksam.
Setelah pencanangan, Pemda Sulawesi Tengah melalui Dinas Kebudayaan Provinsi Sulteng akan menerima rekomendasi dari UNESCO.
Sebelumnya, Gubernur Rusdy Mastura telah menandatangani penetapan cagar budaya dari tingkat kabupaten ke tingkat provinsi. Ada 20 situs cagar budaya yaitu, 14 terletak di Kabupaten Poso dan 6 situs di Danau Lindu.
Untuk itu, Iksam berharap, setelah mendapatkan rekomendasi dari UNESCO, Gubernur dapat membentuk Tim Terpadu Megalit Lore Lindu
Kepala Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Statistik Provinsi Sulawesi Tengah Sudaryano R. Lamangkona selaku moderator menyimpulkan bahwa dari aspek usia, Megalit yang ada di Sulawesi Tengah berusia sekira 3000 hingga 5000 tahun Sebelum Masehi, berdasarkan hasil penelitian para ahli.
Melalui percanangan ini gubernur berharap, nantinya dapat menghasilkan tulisan yang baku dan menjadi referensi. Karena saat ini, banyak tulisan-tulisan yang tersebar yang di tulis berdasarkan inisiasi pribadi para peneliti, baik berskala lokal, nasional maupun internasional.
"Dari tulisan-tulisan itulah akan dihimpun menjadi tulisan baku dan dilakukan penyusunan baru sehingga menghasilkan tulisan yang baku dan baru untuk menjadi referensi." Jelas Sudaryano
Selanjutnya, Sudaryano juga menyampaikan, sesuai perintah Gubernur saat melaksanakan rapat koordinasi, akan dilakukan penyusunan Rencana Aksi Daerah terkait pengembangan kawasan Megalit, agar ber kesesuaian dan saling mendukung dengan kawasan Cagar Biosfer dunia yaitu, Lore Lindu yang telah di tetapkan oleh UNESCO.
Pemerintah provinsi Sulawesi tengah melalui Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik Provinsi Sulawesi Tengah menggelar dialog publik Sulawesi Tengah Negeri Seribu Megalit yang hadiri langsung oleh Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura. Turut mendampingi Gubernur ; Wakil Ketua DPRD Provinsi Sulteng Muharam Nurdin, Kadis Kominfo Santik Sudaryano R. Lamangkona. Dialog publik ini dihadiri pejabat eselon II, pejabat eselon III, wartawan media cetak, elektronik dan online.
(Redaksi/Diskominfosantik Sulteng)
Posting Komentar